Minggu, 28 Oktober 2012

Jenis-Jenis Bahan Kaos

Kalau di postingan sebelumnya mimin sempat membahas bahan-bahan yang biasa digunakan untuk hijab, sekarang mimin akan membahas tentang bahan juga nih, tapi sekarang giliran kaos. Karena Kaosaku bergerak di bidang persablonan, maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk bagi-bagi ini pada penikmat setia blog Kaosaku :D

Setidaknya, ada lima jenis bahan kaos yang berbeda. Tentu saja, kualitas dan harganya pun sangat beragam. Cekidot!

1. COTTON COMBED

Bahan cotton combed atau kalau diistilahkan ke bahasa Indonesia menjadi katun combed merupakan bahan yang memiliki kualitas terbaik. Usaha sablon, clothing, dan distro banyak menggunakan bahan kaos ini. Cotton combed memiliki serat benang yang sangat halus sehingga permukaannya menjadi sangat halus dan rapi. Cotton combed ini dibagi lagi menjadi beberapa jenis; yaitu 20s, 24s, 30s, dan 40s. Semakin besar angkanya, semakin tipis bahannya, namun semakin baik kualitasnya. Karena bahannya katun, tentu saja bahan ini menyerap keringat. Namun, harus hati-hati dalam mencuci karena bahan kaos ini rentan melar.

2. COTTON CARDED

Cotton Carded ini kualitasnya berada di bawah cotton combed. Kalau cotton combed merupakan 100% katun, cotton carded ini tidak 100% katun, tetapi masih nyaman dipakai dan dapat menyerap keringat. Yang membedakan adalah serat kain yang digunakan kurang halus dan membuat teksturnya kurang rata.

3. TETERON COMBED

Bahan teteron combed memiliki kualitas di bawah cotton carded. Terdiri dari 35% bahan katun dan 65% polyester. Karena hanya terdiri dari 35% katun, tentu saja bahan ini tidak begitu mudah dalam menyerap keringat. Selain itu, karena sebagian besar bahannya terdiri dari polyester, teteron combed pun cenderung lebih panas apabila digunakan. Tentu saja, harga teteron combed lebih murah dibandingkan cotton combed maupun cotton carded. Namun, bukan berarti teteron combed tidak memiliki kelebihan, loh. Bahan ini tidak mudah menyusut ataupun melar jika dicuci berkali-kali, dan lebih tahan dibandingkan bahan katun.

4. POLYESTER

Sesuai namanya, polyester sebenarnya merupakan berasal dari bahan sintetis. Karena 100% polyester, bahan ini tidak menyerap keringat dan panas apabila digunakan.

5. HYGET

Di bawah polyester, masih ada satu bahan lagi, yaitu hyget. Apa itu hyget? Untuk lebih jelasnya, bahan ini sering digunakan untuk kaos partai, biasanya diproduksi dalam jumlah yang sangat besar. Bahannya sangat tipis dan biasanya dapat diterawang. Oleh karena itu, harganya pun relatif murah. Bahan hyget juga biasanya diplesetkan menjadi bahan kaos 'saringan tahu' saking tipisnya :p

Nah, sekarang sudah tahu kan beragam jenis bahan yang digunakan untuk kaos? Tenang saja, Kaosaku akan dan selalu menggunakan bahan cotton combed sebagai bahan pilihan kami dengan kualitas terbaik.

Sampai jumpa di artikel berikutnya, ya! :D


Senin, 22 Oktober 2012

Serba-Serbi Jenis Bahan Hijab

Nggak kerasa, Idul Adha a.k.a Idul Qurban a.k.a Lebaran Haji sebentar lagi akan tiba nih, guys. Walau perayaannya nggak semeriah Idul Fitri, Idul Adha juga merupakan salah satu hari kemenangan umat Islam yang patut disambut dengan suka cita :)

Nah, buat kamu-kamu (terutama cewek-cewek) yang masih bingung mau pakai apa pas Lebaran nanti, lebih baik intip tips Kaosaku dulu, yuk! Siapa tahu bisa nemu inspirasi yang berguna hihi.

Berikut ini adalah jenis-jenis dan bahan kerudung yang Kaosaku kumpulkan, buat kamu-kamu yang masih bingung, kenapa banyak banget model dan jenis hijab akhir-akhir ini. Biar nggak bingung lagi, yuk kita intip satu-satu!

1. BAHAN PARIS

Kalau ini pasti kebanyakan cewek berhijab pasti punya deh kerudung dengan bahan ini. Bahan Paris disebut juga sebagai kerudung segiempat, biasanya berbahan tipis dan menerawang.

Image Link
2. BAHAN PASHMINA

Bahan Pashmina ini biasanya memiliki potongan yang panjang dan bahan yang tebal, sehingga agak sedikit panas jika digunakan. Hijab jenis Pashmina ini juga biasanya sudah memiliki corak sendiri sehingga harus pintar-pintar dalam mengkombinasikannya dengan pakaian yang digunakan.

Image Link
3. BAHAN KAOS

Seperti namanya, bahan kaos ini biasanya lebih nyaman dan dingin ketika dipakai. Namun, jika keseringan dicuci menggunakan mesin cuci, jenis bahan kaos akan cepat melar. Bahan kaos sangat cocok digunakan untuk kerudung model bergo, meski akhir-akhir banyak pula yang memiliki model seperti Pashmina/Paris.

Image Link

Image Link
4. BAHAN SPANDEX

Jenis bahan ini memiliki perawatan yang mudah karena tidak perlu disetrika setelah dicuci dan lentur ketika digunakan. Kalau istilah gaulnya sekarang mungkin adalah bahan 'Korea'.
Image Link
5. BAHAN CHIFFON

Bahan ini memiliki tekstur yang halus dan tipis, bisa bermotif atau tidak. Cocok untuk acara formal maupun semiformal.

Image Link
6. BAHAN RAYON

Seperti bahan kaos, rayon pun merupakan jenis yang dingin yang mudah menyerap keringat. Biasanya kerudung ini berjenis bergo dan menutupi bagian dada.

Image Link

Nah, bagaimana nih sobat Kaosaku? Udah dapet inspirasi untuk Idul Adha nanti? Kalau belum, jangan khawatir! Pilihlah bahan yang menurut kamu paling nyaman (dan paling nyambung digunakan dengan baju ya, hihi). Selain itu, mengkombinasikan dua jenis dan bahan hijab yang berbeda juga bisa kamu lakukan, loh. Sekarang ini banyak banget online tutorial yang bisa kamu ikutin untuk mendapatkan gaya hijab paling trendy!

Selamat mix and matching!

Jumat, 19 Oktober 2012

Batik = Tradisi + Modernitas

Image Link

Setelah minggu lalu kita sempat ngomongin batik sebagai warisan kebudayaan dunia, sekarang kita bakalan ngomongin batik lagi nih, guys. Bedanya, kali ini Kaosaku akan membahas tentang batik sebagai pertemuan antara tradisi dan modernitas di zaman ini.

Kenapa harus batik?

Seperti apa yang mimin jelaskan sebelumnya, batik adalah kain yang sangat mencirikan kekhasan Indonesia. Di negara lain, nggak ada loh seni kerajinan tekstil yang menggunakan canting sebagai alat pembuatannya dan memiliki nilai filosofis dan sejarah yang tinggi. Bukan hanya itu saja, meskipun sama-sama berasal dari Indonesia, tentunya batik yang berasal dari beragam kota menawarkan ciri khas dan kekayaan budayanya masing-masing. Setidaknya ada puluhan kota di Indonesia yang memiliki kain batik daerah khasnya masing-masing. Dan itu bukan hanya berasal dari tanah Jawa saja loh, melainkan juga dari tanah Sumatera, seperti batik Minangkabau, misalnya.

Nah, karena udah dijelasin di postingan sebelumnya bagaimana batik dijadikan sebagai warisan budaya dunia dan bagaimana batik berkembang di Indonesia, udah pasti tahu kan kalau batik pasti mencirikan ‘Indonesia’ banget. Tapi, apa iya batik cuma bisa dinikmati secara tradisional aja? Tentu aja nggak! Karena banyak banget bukti-bukti yang menyatakan bahwa batik bisa dinikmati secara tradisional maupun modern. Nggak percaya?

Bagi yang tinggal di wilayah Jogjakarta, mungkin tahu di sana ada sebuah komunitas yang bernama JHF atau Jogja Hip-Hop Foundation. Komunitas ini didirikan atas dasar keinginan anak-anak muda setempat yang ingin melestarikan budaya, terutama budaya Jawa, dalam bentuk musik hip-hop. Mereka bukan saja menggabungkan musik Barat dengan lirik tradisional atau puisi-puisi Jawa, melainkan juga menggabungkan style Barat dan tradisional menjadi satu. Buktinya, saat manggung, anak-anak JHF ini menggunakan style yang ‘hip-hop banget’, seperti celanan kedodoran, kacamata hitam, dan topi bisbol. Tapi di balik style mereka itu, mereka tetap bangga mengenakan batik saat manggung. Dengan kaos oblong di dalam, mereka membuat kemeja batik terlihat lebih anak muda dan santai, apalagi ini digunakan dalam situasi nyanyi hip-hop.

Nah, ini dia yang dimaksud sebagai pertemuan antara modernitas dan tradisional. Ternyata batik nggak hanya dipakai oleh bapak-bapak saja loh, ternyata batik nggak hanya di pakai ke undangan atau acara-acara resmi aja loh. Ternyata, batik bisa juga kok dipakai oleh anak muda dalam situasi nonformal: manggung, misalnya.

Contoh di atas baru satu dari banyaknya batik yang kini udah berkembang menjadi budaya populer di masyarakat. Batik sekarang bukan hanya berupa kain songket, melainkan juga menjadi pakaian kasual untuk ke kantor bahkan untuk kuliah. Ya, walaupun bentuknya bukan batik tulis melainkan batik cetak/sablonan, setidaknya itulah salah satu upaya kita yang berusaha mempertahankan kebudayaan asli Indonesia. Setuju? Setujuuuu.

Satu lagi hal menarik tentang batik dan perpaduannya dengan modernitas adalah pada saat Lomba Perancang Model pada saat Jakarta Fashion Week 2011 silam. Di sini para perancang baru berlomba untuk mendesain kebaya dengan gaya-gaya yang belum pernah ada sebelumnya. Contohnya, batik motif parang yang dipadukan dengan drapery, atau batik parang dan kawung yang dibuat minimalis dengan potongan-potongan asimetris. Hasilnya? Keren banget!

Pada akhirnya, tak ada alasan untuk kita untuk tidak mencintai budaya sendiri. Peninggalan kebudayaan Indonesia sangatlah beragam. Walau kita tidak bisa menyelamatkan semuanya, mulailah dari yang terdekat dulu. Dan batik ini telah jauh menunjukkan eksistensinya baik di dunia nasional maupun internasional, bahwa kearifan lokal tidaklah berarti kuno. Sebaliknya, batik justru semakin menampilkan pesonanya hingga terciptanya banyak inovasi-inovasi baru.

Referensi:
http://www.jakartafashionweek.co.id/id/content/news/ketika.modernitas.barat.bertemu.eksotika.timur/001/002/198

Sabtu, 06 Oktober 2012

Batik dan Warisan Budaya Dunia

Batik.
Batik Tulis
Apa yang terlintas dalam pikiran jika mendengar kata 'batik'? Tentu saja pasti sederet kalimat seperti, 'kain', 'budaya', 'kesenian', 'canting', sampai 'malam' (atau lilin) langsung muncul dalam pikiran.

Tentu kita masih inget dong, bahwa beberapa hari lalu, tepatnya pada tanggal 2 Oktober kemarin, merupakan Hari Batik Nasional. Hari tersebut diperingati karena pada tanggal 2 Oktober 2009 yang lalu, Batik Indonesia akhirnya diresmikan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) di bawah naungan PBB atau United Nations.

Sebelumnya, yuk mari kita cermati dulu kenapa Batik diberi judul Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. Padahal jelas-jelas batik itu berupa kain, bahan, baju, kenapa dikasih judul 'Tak Benda'? Memangnya gaib?

Menurut situs resmi UNESCO, setidaknya mereka memiliki 3 alasan kenapa Batik akhirnya dijadikan warisan budaya dunia:

1. Batik Indonesia kaya akan simbol status sosial, komunitas sosial, alam, sejarah, dan warisan budaya lokal. Batik menjadi sebuah lambang identitas masyarakat Indonesia dan pengaruhnya terus berlanjut sebagai komponen esensial dalam kehidupan, dan perkembangannya berjalan secara kontinu tanpa kehilangan makna tradisionalnya.

Penjelasan di atas tidak menyebutkan kalau 'batik adalah kain khas Indonesia dengan corak...' Tidak. Tetapi mereka merelasikannya dengan stabilitas kehidupan masyarakat dan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Karena dari sehelai kain Batik itu sendiri tersimpan sebuah sejarah dan tradisi-tradisi yang kita sendiri mungkin tidak menyadarinya.

Hal ini dibuktikan dalam sebuah buku berjudul The Journeys 2. Salah satu cerita menceritakan tentang sejarah panjang Batik Indonesia, contoh di sini adalah Batik Solo. Batik Solo memiliki corak Sawat, yang jika kita korelasikan merupakan sayap garuda. Garuda itu sendiri merupakan burung dalam mitologi Jawa-Hindu yang menjadi kendaraan Dewa Wishnu. Hal ini akan terus berkaitan pada masa kerajaan Hindu-Buddha di tanah Jawa, kemudian ternyata Batik telah berkembang sedang pendudukan kerajaan Majapahit, dan seterusnya...

Itu hanya berasal dari sehelai kain dan sebuah corak yang berasal dari satu daerah. Bagaimana dengan Batik Cirebon, Pekalongan, dan lain-lain, dan lain-lain? Tentu akan lain ceritanya. Nah, di sini tentu kita ditunjukkan bahwa itulah maksud dari "Warisan Budaya Tak Benda". Karena UNESCO menyadari bahwa Batik berkaitan erat dengan dinamika masyarakat Indonesia yang berlangsung secara kontinu semenjak berabad-abad lalu.

2. Inscription on the Representative List (UNESCO) bersedia berkontribusi dalam menjamin keberadaan dari warisan budaya tak benda dalam level lokal, nasional, dan internasional, meningkatkan kepekaan terhadap nilai-nilainya dan memotivasi generasi muda untuk melanjutkan keberadaannya.

3. Pihak-pihak yang berasal dari institusi pemerintah maupun nonpemerintahan secara bersama-sama telah melestarikan Batik, termasuk meningkatkan kesadaran, meningkatkan kapasitas dalam produksi, aktivitas edukasional, dan bersedia melanjutkan seluruh perjuangan-perjuangan tersebut.

Jadi, bukan hanya dalam tingkat lokal aja, dunia internasional pun berusaha untuk menjaga dan melestarikan Batik seperti apa adanya, seperti Batik yang dulu pertama kali dibuat di Indonesia. Tambahan lagi, UNESCO menjadikan Batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda karena mereka menghargai proses pembuatannya yang rumit dan tentu saja unik.

Batik Indonesia adalah satu-satunya seni kerajinan tradisional yang bahan utamanya menggunakan canting (batik tulis, bukan batik cetak/sablonan). Dengan canting, lelehan malam/lilin cair yang masih panas dialiri melalui pipa-pipa ini menuju kain. Proses pembuatan batik tulis yang rumit dan memakan waktu berbulan-bulan hingga satu tahun akhirnya mendapat perhatian dari dunia internasional. Bahwa ini adalah wujud kebudayaan hasil kreativitas manusia yang tak terbatas. Bahwa batik tulis Indonesia berbeda dengan hasil kerajinan tekstil negara lain. Tentunya, seni membatik itu tidak hanya asal tercetak di atas serat kain. Tetapi sehelai batik itu sendiri membawa nilai-nilai sejarah dan budaya yang Indonesia miliki yang akan terus abadi tergores dalam wujud sebuah kain kebanggaan kita semua: Batik.

Image Link

Referensi:
http://www.unesco.org/culture/ich/en/RL/00170
Handojo, Ve, dkk. 2012. The Journeys 2. Jakarta: GagasMedia.