Minggu lalu, masyarakat Tionghoa baru saja merayakan Tahun Baru Cina alias Imlek. Mitosnya sih, setiap hampir mau dekat-dekat Imlek, selaluuu saja turun hujan. Bener nggak, ya? Percaya nggak percaya, walaupun nggak ikut merayakan, tapi banyak banget hal menarik yang bisa kita dapatkan di sini. Bahkan, tempat-tempat dan pusat-pusat perbelanjaan berlomba-lomba memasang dekorasi sesuai dengan tema yang ada, mulai dari kue keranjang, angpau, sampai Barongsai. Yap! Barongsai ini memang nggak bisa dipisahkan dari Tahun Baru Cina.
![]() |
Image Link |
Memang, Barongsai dikatakn sudah ada sejak lama, tapi kepopulerannya itu memang baru berkisar pada 15 abad yang lalu. Alkisah saat itu terjadi sebuah ketegangan antara pasukan raja Song Wen Di dengan pasukan raja Fan Yang. Dan pasukan Song Weng Di membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan lawannya dan ternyata berhasil.
Tapi, cerita versi lain mengatakan bahwa Barongsai mulai populer pada masa Dinasti Qing. Pada masa itu, dipercaya ada seekor monster yang suka menakut-nakuti penduduk desa. Namun, monster itu berhasil diusir oleh seekor singa (Barongsai) yang menyelamatkan penduduk desa. Oleh karena itulah dibuat kostum Barongsai ini untuk berjaga-jaga ketika serangan monster itu datang lagi.
Karena banyaknya versi, tidak jelas diketahui bagaimana awal mula Barongsai itu muncul. Namun yang pasti, kemenarikan legenda dan ciri khas budayanya membuat Barongsai ini terkenal ke seantero Cina, bahkan seluruh penjuru dunia.
Semenjak saat itu, Barongsai diidentikan dengan sesuatu yang mendatangkan keberuntungan. Barongsai dipercaya bisa mengusir kekuatan buruk sehingga hampir selalu digunakan ketika ada acara-acara penting, seperti Imlek, pernikahan, bahkan grand opening sebuah usaha baru. Menarik, bukan? Nah, Barongsai ini sendiri masuk ke Indonesia sudah semenjak abad ke-17, dibawa oleh masyarakat Tionghoa yang bermigrasi besar-besaran dari Cina Selatan.
Referensi:
http://legend168.blogspot.com/2009/01/sejarah-barongsai.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Barongsai